Eps 24 : Rindu Rumah

Kami Orang Rantau

Kata Pudin
3 min readApr 11, 2024

#Challenge Ramadhan Ngide 24/29

Sumber : Pinterest

Rantau.

Satu kata dalam bahasa Indonesia yang memiliki makna suatu tempat yang berada di luar kampung halaman.

Merantau pun bermakna melakukan perjalanan ke kawasan di luar kampung halaman untuk suatu tujuan, seperti berdagang, bekerja, dan belajar.

Sebagai seorang perantau, terkadang memiliki kisah unik yang tidak bisa dimiliki teman-teman yang tidak merantau. Ada saja lika-likunya. Secara sekilas, kadang kita akan merasa lebih “spesial” daripada teman yang tidak merantau. Padahal, tidak jarang juga merantau memiliki kisah “menyakitkan” tersendiri. Namun, bagi mereka yang tidak merantau pun sebetulnya punya cerita istimewa sendiri.

Secuil cerita Rakean

Soal Pelajaran Berharga

Sedikit bercerita tentang perantauan ini, tidak sedikit mereka yang mendapatkan banyak pembelajaran, termasuk aku. Benar kata orang,

Ketika kita kehilangan suatu hal, akan semakin terlihat seberapa kuat diri kita sebenarnya.

Ketika merantau, tidak ada lagi yang mengingatkan makan. Tidak ada lagi yang menyiapkan makan. Semua harus diingat dan disiapkan sendiri.

Ketika merantau, tidak ada lagi yang mengingatkan kesehatan. Tidak ada lagi yang mengingatkan minum obat. Semua harus dijaga dan diingat sendiri.

Ketika merantau, tidak ada lagi yang merapikan kamar. Tidak ada lagi yang menjaga kebersihan. Semua harus dirapikan dan dijaga sendiri.

Banyak pelajaran berharga yang ku dapatkan dari sisi perantauan ini dengan semakin menemukan jati diri kita sendiri. Mulai dari belajar menjaga kebersihan, menjaga kesehatan dengan rutin berolahraga dan minum vitamin, tahu kapan harus ke dokter, tahu kapan harus makan, tahu kapan harus menunda makan demi kepentingan yang lebih baik, dan belajar tidak malu meminta tolong kepada orang lain untuk sesuatu hal. Aku juga belajar untuk pandai menjaga kebersihan dan kerapihan terutama. Sebab, katanya salah satu hal yang tidak disukai para ibu dari para bapak (setelah menikah) adalah ketika para bapak sembarangan menaruh ini itu dan sering memberantakkan rumah, hahaha.

Mungkin, akan lebih banyak cerita yang bisa didengar jika kalian juga bertanya kepada mereka yang merantau. Ada yang merantau sedekat Bandung ke Bandung (gatau ini namanya merantau atau ga, wkwk), ada juga yang merantau sejauh Sulawesi-Bandung. Mereka yang bisa pulang tiap minggu dan bisa pulang setiap dua tahun sekali juga pasti memiliki kesan yang berbeda.

Pelajaran berharga juga tidak bisa dinilai dari seberapa meningkat kepribadian dan kemandirian kita dalam mengurus banyak hal. Namun, mengisi lubang kosong yang tentu tertinggal akibat tidak bisa pulang ke rumah juga menjadi suatu skill tersendiri. Tidak mudah memang menerima kekosongan itu. Ada banyak cerita unik di luar sana yang bisa didengar dan dipelajari.

Pulang ke Rumah

24 Ramadhan ini sendiri, detik-detik menjelang satu persatu teman-temanku pergi kembali ke kampung halaman. Memang tidak semua pulang, tetapi mereka yang sudah merencanakan pulang sudah mulai berkemas. Mereka mulai membayangkan rumah. Mereka mulai memikirkan oleh-oleh apa yang sepatutnya dibawa. Walaupun, seringkali orang tua pun juga sudah bersyukur jika kita pulang dengan selamat dan sehat sehingga bisa bertemu keduanya.

Selamat berpulang kampung kawan-kawanku, semoga ibadah birrul walidain tetap terjaga sampai waktunya tiba.

--

--

Kata Pudin
Kata Pudin

Written by Kata Pudin

Sastra Teknologi dan Informasi || Terbit setiap Kamis sore

No responses yet